Selasa, 31 Maret 2009

Wimax, Pesaing atau Penolong?


Prediksi 3G yang akan mati premature tampaknya bisa saja jadi kenyataan. Lantaran tidak lama lagi muncul pesaing tangguh, yaitu Wimax. Namun bisa saja teknologi broadband wireless access ini justru menjadi penolong kelangsungan hidup 3G.
Di awal kemunculannya, teknologi 3G yang begitu digembar-gemborkan, ternyata sudah diprediksi akan ”layu sebelum berkembang”. Namun ada juga yang tetap percaya akan kelangsungan hidup teknologi yang berbasis Wideband CDMA ini. Mereka yang percaya, menganalogikan layanan 3G layaknya SMS yang memerlukan waktu untuk bisa booming. Namun hingga saat ini 3G yang sudah berumur 2 tahun lebih ternyata belum juga memperoleh momentum kebangkitannya. Bahkan tidak lama lagi 3G harus menghadapi kenyataan pahit dihadapkan pada lawan tangguh. Yaitu dengan kehadiran layanan broadband wireless access berbasis teknologi Wimax (Worldwide Interoperability for Microwave Access).

Wimax Siap Hadir 
Kehadiran layanan berbasis wimax di Indonesia tinggal menunggu hitungan waktu. Pemerintah dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) saat ini sudah melakukan tender blok frekuensi Wimax. Depkominfo sudah mengalokasikan frekuensi 2,3 Ghz untuk teknologi mobile Wimax (standar 802.16e) dan frekuensi 3,3 Ghz untuk teknologi fixed nomadic WiMax (standar 802.16.d). Depkominfo akan mempublikasikan proses tender penyelenggaraan layanan berbasis WiMax pada akhir bulan Desember 2008. Setelah itu, proses tender akan dilakukan dari awal hingga pertengahan Januari 2009. “ Diharapkan akhir bulan Januari 2009 sudah ada pengumuman operator pemenang tender tersebut”.
Bahkan mulai 15 Oktober 2008 yang lalu hingga saat ini sudah dilakukan uji coba layanan WiMax lokal ini selain untuk mencari tahu kelebihan teknologi tersebut, juga untuk mencari kelemahannya supaya bisa segera diperbaiki. Semua pihak boleh memberikan saran maupun mengkritisi. Keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan Wimax juga terlihat dari penyediaan anggaran sebesar Rp18 miliar pada 2008 untuk mengembangkan industri Wimax di Indonesia melalui program penelitian dan pengembangan produk domestik telekomunikasi.

Keunggulan Wimax
Cukup beralasan jika 3G ketar-ketir menghadapi kehadiran Wimax. Lantaran Wimax memang memiliki beberapa keunggulan. Dari sisi kecepatan transfer data, wimax mampu membawa data dengan kecepatan sekitar 75 Mbps. Ini jauh mengungguli 3G yang hanya berkecepatan 128 Kbps ketika diakses di kendaraan bergerak, 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan diam. Wimax juga mampu mengungguli HSPDA (3,5 G). Yang memiliki kecepatan 3,5 Mbps hingga 7,2 Mbps. Bahkan juga mampu mengalahkan saudara dekatanya, WiFi yang berkecepatan 11 Mbps.
Dilihat dari sisi investasi, harga Wimax ternyata jauh lebih murah. Sebagai perbandingan biaya investasi untuk membangun BTS 3G bisa mencapai Rp 1 miliar. Sedangkan untuk BTS Wimax hanya menghabiskan dan sekitar US$ 6.000 atau sekitar RP 60 jutaan. Kelebihan lain dari Wimax yaitu jangkauannya yang bisa mencapai hingga radius 50 Km. Jauh melebihi WiFi yang hanya berjarak malsimal radius 100 meter.

Kombinasi Wimax dan 3G 
Bagi penyelenggara layanan 3G, dalam hal ini operator seluler, sebenarnya bisa saja memanfaatkan keunggulan Wimax. Meski tidak memilih Wimax sebagai jalur untuk memberikan layanan, atau tidak mengkomersialkan Wimax. Yaitu dengan menggunakan Wimax sebagai jalur transmisi sinyal (backhaul) antara jaringan inti (core network) dengan pemancar BTS point to multipoint. Penyatuan teknologi Wimax dan GSM ini ditengarai bisa menghemat biaya pembangunan jaringan hingga 90%. Dengan begitu tarif layanan yang diberikan ke konsumen dapat lebih murah. Dalam hal ini wimax bisa diposisikan sebagai penolong bukan pesaing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar